Selasa, 18 November 2014

TUGAS 3, ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TATARAN SINTAKSIS PADA KORAN RIAU POS



ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TATARAN SINTAKSIS PADA KORAN RIAU POS MINGGU, 20 JULI 2014

Pada koran Riau Pos ini masih terdapat kesalahan dalam segi bahasa tulis, dimana kesahan tersebut akan dijelaskan dibawah ini:
1.      Adanya Pengaruh Bahasa Daerah
Pada koran Riau Pos halaman 15, tanggal 20 Juli 2014 terdapat kesalahan berbahasa dari segi penulisan karena pengaruh bahasa daerah, yaitu pada kata “kesemrawutan”. Kata kesemrawutan merupakan suatu dialek bahasa Jawa. Dalam Depdiknas (2008:1265) kesemrawutan adalah keadaan semrawut, kacau balau (tidak teratur).
Bentuk tidak baku
   a)      Dengan kondisi jalan yang tidak baik, maka akan mengakibatkan kesemrawutan lalu lintas bagi pengguna jalan.
Bentuk baku
   a)      Dengan kondisi jalan yang tidak baik, maka akan mengakibatkan ketidak teraturan lalu lintas bagi pengguna jalan.





2.      Penggunaan Istilah Asing
            Pada halaman 15, terdapat kesalahan berbahasa dari segi penulisan karena penggunaan istilah asing, dimana tertera kesalahan penulisan pada kata  stand by yang merupakan bahasa Inggris, memiliki arti siap.
Bentuk tidak baku
   a)      Kemudian jika ada insiden, alat berat sudah kita stand by kan.
Bentuk baku
   a)      Kemudian jika ada insiden, alat berat sudah kita siap kan.










3.      Penjamakan yang Ganda
            Pada halaman 1, terdapat kesalahan berbahasa dari segi penulisan karena penjamakan yang ganda, sehingga terjadi bentuk yang kacau. Kesalahan ini terdapat pada penulisan “janji-janji masing-masing”.
Bentuk tidak baku
   a)      Dalam keadaan begitu pula, janji-janji masing-masing calon presiden, didengar dan disimak kembali.
Bentuk baku
   a)      Dalam keadaan begitu pula, janji masing-masing calon presiden, didengar dan disimak kembali.




4.      Penggunaan Unsur yang Berlebihan atau Mubazir
Pada halaman 13, terdapat kesalahan berbahasa dari segi penulisan karena penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir,  kata-kata tersebut mengandung makna yang sama digunakan sekaligus dalam sebuah kalimat. Kesalahan penulisannya terdapat pada kata “tercabik dan terkoyak”. Dalam Depdiknas (2008:231) tercabik mempunyai arti terkoyak, tersobek, terobek. Sedangkan terkoyak dalam Depdiknas (2008:739) memiliki arti cabik, robek, sobek.


Bentuk tidak baku
a)         Semua yang mulai tercabik dan terkoyak dari anak bangsa ini, bisa tersulam indah dalam silatrahmi Idul Fitri
Bentuk baku
a1)    Semua yang mulai tercabik dari anak bangsa ini, bisa tersulam indah dalam silatrahmi Idul Fitri.
a2)    Semua yang mulai terkoyak dari anak bangsa ini, bisa tersulam indah dalam silatrahmi Idul Fitri.

5.      Susunan Kata yang Tidak Tepat
Pada halaman 5, terdapat kesalahan berbahasa dari segi penulisan karena susunan kata yang tidak tepat. Salah satu kesalahan dalam susunan kata yaitu pengaruh bahasa asing. Pada koran Riau Pos ini terdapat kesalahan pada penulisan “dapat segera”.






 


Bentuk tidak baku
a)      Beliau mendesak aparat kepolisian dapat segera menangkap dan mengadili pelaku.
Bentuk baku
a)      Beliau mendesak aparat kepolisian segera dapat menangkap dan mengadili pelaku.


6.      Penjamakan yang Ganda
Pada halaman 1, terdapat kesalahan berbahasa dari segi penulisan karena penjamakan yang ganda, sehingga terjadi bentuk yang kacau.

Bentuk tidak baku
a)    Putri merupakan satu-satunya perwakilan Riau yang berhasil masuk dalam babak lima besar.
bentuk baku
   a)    Putri merupakan perwakilan Riau yang berhasil masuk dalam babak lima besar.




7.      Penggunaan Unsur yang Berlebihan atau Mubazir
Pada halaman 1, terdapat kesalahan berbahasa dari segi penulisan karena penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir,  kata-kata tersebut mengandung makna yang sama digunakan sekaligus dalam sebuah kalimat. Terdapat kesalahan pada penulisan “dampak pada adanya”.
Bentuk tidak baku
a) Idealnya dalam prespektif ekonomi, ramadan memberi dampak pada adanya pemerataan pendapatan.
Bentuk baku
a) Idealnya dalam prespektif ekonomi, ramadan memberi dampak pada pemerataan pendapatan.



  
8.      Penggunaan Unsur yang Berlebihan atau Mubazir
Pada halaman 3 paragraf kedua, terdapat kesalahan berbahasa dari segi penulisan karena penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir,  kata-kata tersebut mengandung makna yang sama digunakan sekaligus dalam sebuah kalimat. Terdapat kesalahan pada penulisan “sebab musababnya”.



Bentuk tidak baku
a) Dia menjelaskan, kebocoran itu pasti ada sebab musababnya, namun pihaknya enggan menyimpulkan lebih jauh.
Bentuk baku
a)      Dia menjelaskan, kebocoran itu pasti ada sebabnya, namun pihaknya enggan menyimpulkan lebih jauh.

9.      Penggunaan Unsur yang Berlebihan atau Mubazir
Pada halaman 1 paragraf keempat, terdapat kesalahan berbahasa dari segi penulisan karena penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir,  kata-kata tersebut mengandung makna yang sama digunakan sekaligus dalam sebuah kalimat. Terdapat kesalahan pada penulisan “dengan fasihnya dan dengan”.








           Bentuk tidak baku
a)      Putri dengan fasihnya dan dengan merdunya melantunkan lagu yang mempunyai lirik Every night in my dreams, I see you, I feel you That is how I know you go on. (halaman 1, paragraf 4)
Bentuk baku
a)      Putri dengan fasihnya dan merdunya melantunkan lagu yang mempunyai lirik Every night in my dreams, I see you, I feel you That is how I know you go on.

 10.  Penggunaan Unsur yang Berlebihan atau Mubazir
Pada halaman 2 paragraf ketiga, terdapat kesalahan berbahasa dari segi penulisan karena penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir,  kata-kata tersebut mengandung makna yang sama digunakan sekaligus dalam sebuah kalimat. Terdapat kesalahan pada penulisan “kejadian peristiwa”
Bentuk tidak baku
a) Karena takut, Fauzi Cs akhirnya mengabarkan kejadian peristiwa itu kepada keluarganya di Aliantan lewat ponsel.






Bentuk baku
a1) Karena takut, Fauzi Cs akhirnya mengabarkan kejadian itu kepada keluarganya di Aliantan lewat ponsel.
a2) Karena takut, Fauzi Cs akhirnya mengabarkan peristiwa itu kepada keluarganya di Aliantan lewat ponsel.

11.  Penggunaan Unsur yang Berlebihan atau Mubazir
Pada halaman 2 paragraf kelima, judul koran “2 Desa Bentrok Massal di Rohul” terdapat kesalahan berbahasa dari segi penulisan karena penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir,  kata-kata tersebut mengandung makna yang sama digunakan sekaligus dalam sebuah kalimat. Terdapat kesalahan pada penulisan “sekitar”,
Bentuk tidak baku
a) Sekitar pukul 21.30 Wib sekitar 400 massa datang dari Aliantan.
Bentuk baku
a) Sekitar pukul 21.30 Wib, 400 massa datang dari Aliantan.


 
12.    Penjamakan yang Ganda
Pada halaman 17, terdapat kesalahan berbahasa dari segi penulisan karena penjamakan yang ganda, sehingga terjadi bentuk yang kacau.


Bentuk tidak baku
a) Disamping model-model hijab yang bermacam-macam telah ‘membius’ remaja untuk memakainya.
Bentuk baku
a) Di samping model hijab yang bermacam-macam telah ‘membius’ remaja untuk memakainya.






13.    Penjamakan yang Ganda
Pada halaman 17, terdapat kesalahan berbahasa dari segi penulisan karena penjamakan yang ganda, sehingga terjadi bentuk yang kacau. Terdapat kesalahan pada penulisan “banyak lomba-lomba”.
Bentuk tidak baku
a) Banyak lomba-lomba mencari bakat modeling yang mengenakan busana muslim digelar.
Bentuk baku
a) Banyak lomba mencari bakat modeling yang mengenakan busana muslim digelar.





14.  Penggunaan Istilah Asing
            Pada halaman 19, terdapat kesalahan berbahasa dari segi penulisan karena penggunaan istilah asing, dimana terdapat kesalahan penulisan pada kata  skill yang merupakan bahasa Inggris, memiliki arti keterampilan.
Bentuk tidak baku
a) Parahnya, pendatang tersebut tidak didominasi mereka yang memiliki skill melainkan mereka yang dengan modal nekat untuk datang.
Bentuk baku
      a)      Parahnya, pendatang tersebut tidak didominasi mereka yang memiliki keterampilan melainkan mereka yang dengan modal nekat untuk datang.


15.     Adanya Pengaruh Bahasa Daerah
Pada halaman 19, terdapat kesalahan berbahasa dari segi penulisan karena  pengaruh bahasa daerah, yaitu pada kata “basamo”. Kata basamo merupakan suatu dialek bahasa Minang. Dalam bahasa Indonesia, basamo memiliki arti “bersama”.
Bentuk tidak baku
a) Untuk mudik basamo, dikatakan Dir Binmas Kombes Pol Drs Sugiyono SH MH, pihak kepolisian sudah mengkoordinasikannya dengan dinas perhubungan, pemerintah daerah.
Bentuk baku
a) Untuk mudik basamo, dikatakan Dir Binmas Kombes Pol Drs Sugiyono SH MH, pihak kepolisian sudah mengkoordinasikannya dengan dinas perhubungan, pemerintah daerah.



16.     Penggunaan Unsur yang Berlebihan atau Mubazir
            Pada halaman 19, terdapat kesalahan berbahasa dari segi penulisan karena penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir,  kata-kata tersebut mengandung makna yang sama digunakan sekaligus dalam sebuah kalimat. Terdapat kesalahan pada penulisan “dengan penerbangan dengan pesawat”.
Bentuk tidak baku
a) Raisa menjadi salah satu selebriti yang resah dengan penerbangan dengan pesawat.
Bentuk baku
a) Raisa menjadi salah satu selebriti yang resah dengan penerbangan pesawat.





17.  Penggunaan Istilah Asing
            Pada halaman 22 paragraf pertama, terdapat kesalahan berbahasa dari segi penulisan karena penggunaan istilah asing, dimana terdapat kesalahan penulisan pada kata  junk food yang merupakan penggunaan bahasa Inggris, memiliki arti masakan siap saji.

Bentuk tidak baku
     a)      Selain dapat meningkatkan nafsu makan terutama junk food, ada sejumlah masalah kesehatan yang berkaitan dengan kurang tidur.

Bentuk baku
    a)      Selain dapat meningkatkan nafsu makan terutama masakan siap saji, ada sejumlah masalah kesehatan yang berkaitan dengan kurang tidur.

18.  Kalimat yang Tidak Logis
     Pada halaman 37, terdapat kesalahan berbahasa dari segi penulisan karena kalimat yang tidak logis, dimana terdapat kesalahan penulisan pada kata “dilayangkan”. Kata dilayangkan seharusnya diubah menjadi “diberikan”.
Bentuk tidak baku
   a)      Contoh, pada 2009, titik api di gambut Sumsel 1.961, banyak protes dilayangkan kepada pemerintah maupun perusahaan.
           Bentuk baku
a) Contoh, pada 2009, titik api di gambut Sumsel 1.961, banyak protes diberikan kepada pemerintah maupun perusahaan.








19.     Penggunaan Unsur yang Berlebihan atau Mubazir
            Pada halaman 42, paragraf pertama terdapat kesalahan berbahasa dari segi penulisan karena penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir,  kata-kata tersebut mengandung makna yang sama digunakan sekaligus dalam sebuah kalimat. Terdapat kesalahan pada penulisan “berbagai program”
Bentuk tidak baku
    a)      Berbagai program dalam mewujudkan komitmen tersebut berbagai program kegiatan baik itu dilingkungan dalam dan di luar kawasan kampus.
Bentuk baku
    a)      Berbagai program dalam mewujudkan komitmen kegiatan tersebut baik itu dilingkungan dalam dan di luar kawasan kampus.






DAFTAR PUSTAKA


Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia. Surakarta: Yuma Pustaka.

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

2 komentar: