ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA
SUCI
VIANTY LEOVIKA
126211921
5F
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN
BAHASA DAN SENI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
ISLAM RIAU
PEKANBARU
2014
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TATARAN FONOLOGI PADA BUNGKUS MAKANAN
TUGAS 1
1.
Kesalahan
Pelafalan karena Perubahan Fonem
1.1
Perubahan
Fonem Vokal
a)
Fonem
/e/ menjadi a/
Pada
gambar bungkus makanan di samping, tertera tulisan “Camilan”. Kata “Camilan”
dalam kaidah bahasa Indonesia tidak benar, seharusnya penulisan yang benar
adalah “Cemilan”. Pelafalan ini merupakan perubahan fonem vokal /e/ menjadi
vokal /a/. Dalam Depdiknas (2008:239) kata “Cemilan“ adalah n makanan
kecil (kue,kolak,dsb); penganan; kudapan. Jadi, penulisan yang benar adalah “Cemilan
& Lauk”.
b)
Fonem /u/
menjadi /oe/
Pada gambar kemasan
makanan di samping, tertera tulisan “koepoe-koepoe”. Kata “koepoe-koepoe” dalam
kaidah bahasa Indonesia tidak benar, seharusnya penulisan yang benar adalah “kupu-kupu”.
Pelafalan ini merupakan perubahan fonem /u / menjadi /oe/. Dalam Depdiknas
(2008:760) kata “kupu-kupu” adalah n serangga bersayap lebar, umumnya berwarna
cerah, berasal dari kepompong ulat, dapat terbang, biasanya hinggap di bunga
untuk menghisap madu. Jadi, penulisan
yang benar adalah “kupu-kupu”.
c)
Fonem
vokal /a/ menjadi /e/ dan perubahan konsonan /s/ menjadi /z/
Pada
gambar kemasan makanan di samping, tertera tulisan “gemez”. Kata “gemez” dalam
kaidah bahasa Indonesia tidak benar, seharusnya penulisan yang benar adalah
“gemas”. Pelafalan ini merupakan perubahan vokal /a/ menjadi /e/ dan perubahan
konsonan /s/ menjadi /z/. Dalam Depdiknas (2008:435) kata “gemas” adalah a 1 sangat jengkel (marah) di hati; 2 sangat
suka (cinta) bercampur jengkel; jengkel-jengkel cinta. Jadi, penulisan yang benar adalah “gemas”.
d)
Fonem
vokal /a/ menjadi /e/
Pada
gambar bungkus permen di samping, tertera tulisan “Asem”. Kata “Asem” dalam
kaidah bahasa Indonesia tidak benar, seharusnya penulisan yang benar adalah “Asam”.
Pelafalan ini merupakan perubahan fonem vokal /a/ menjadi vokal /e/. Dalam
Depdiknas (2008:90) kata “Asam“ adalah 1 n pohon yang besar batangnya,
daunnya kecil-kecil, buahnya berpolong-polong, dan masam rasanya. Jadi,
penulisan yang benar adalah “kurang asam”.
e)
Perubahan
fonem vokal /u/ menjadi /o/
Pada
gambar kemasan makanan di samping, tertera tulisan “keropok”. Kata “keropok”
dalam kaidah bahasa Indonesia tidak benar, seharusnya penulisan yang benar
adalah “kerupuk”. Pelafalan ini merupakan perubahan vokal /u/ menjadi /o/.
Dalam Depdiknas (2008:686) kata “kerupuk” adalah n makanan yang dibuat
dari adonan tepung dicampur dengan lumatan udang atau ikan, setelah dikukus
disayat-sayat tipis atau dibentuk dengan alat cetak, dijemur agar mudah
digoreng. Jadi, penulisan yang benar adalah “Kerupuk Udang”.
f)
Perubahan
fonem /ai/ menjadi /e/
Pada
gambar kemasan mi instan di samping, tertera tulisan “cabe”. Kata “cabe” dalam
kaidah bahasa Indonesia tidak benar, seharusnya penulisan yang benar adalah
“cabai”. Pelafalan ini merupakan perubahan fonem /ai/ menjadi /e/. Dalam
Depdiknas (2008:760) kata “cabai” adalah n 1 tanaman perdu yang buahnya
berbentuk bulat panjang dengan ujung meruncing, apabila sudah tua berwarna
merah kecokelat-cokelatan atau hijau tua, berisi banyak biji yang pedas
rasanya. Jadi, penulisan yang benar adalah “kupu-kupu”; 2 buah cabai (bisa
dibuat sambal atau campuran sayur).
1.2
Perubahan
Fonem Konsonan
a)
Perubahan
fonem konsonan /g/ menjadi /k/
Pada
gambar bungkus permen di samping, tertera tulisan “donk”. Kata “donk” dalam
kaidah bahasa Indonesia tidak benar, seharusnya penulisan yang benar adalah “dong”.
Pelafalan ini merupakan perubahan fonem konsonan /g/ menjadi konsonan /k/. Dalam Depdiknas (2008:340) kata
“dong” adalah p cak kata yang dipakai di belakang kata atau kalimat
untuk pemanis atau pelembut. Jadi,
penulisan yang benar adalah “senyum dong”.
2.
Kesalahan
Pelafalan karena Penghilangan Fonem
2.1
Penghilangan
Fonem Vokal
a)
Penghilangan
fonem /e/
Pada
gambar kemasan makanan ringan di samping, tertera tulisan “coklat”. Kata
“coklat” dalam kaidah bahasa Indonesia tidak benar, seharusnya penulisan yang
benar adalah “cokelat”. Pelafalan ini merupakan termasuk pada kategori
penghilangan fonem /e/. Dalam Depdiknas (2008:272) kata “cokelat” adalah n 1
merah kehitam-hitaman seperti warna sawo matang; 2 mengandung warna cokelat. Jadi,
penulisan yang benar adalah “cokelat”.
2.2
Penghilangan
Fonem Konsonan
a)
Penghilangan
fonem /k/ dan perubahan fonem /s/ menjadi /c/
Pada
gambar bungkus permen di samping, tertera tulisan “maacih”. Kata “maacih” dalam
kaidah bahasa Indonesia tidak benar, karena maacih itu merupakan bahasa fokem
atau bahasa gaul, seharusnya penulisan yang benar adalah “makasih”. Alangkah
baiknya kata “makasih” ini dilengkapi dengan kata “terima”, diletakkan pada
awal kata “makasih”. Sehingga menjadi bentuk kata baku menjadi “terimakasih”. Pelafalan
ini merupakan termasuk pada kategori penghilangan fonem /k/ dan perubahan fonem
/s/ menjadi /c/. Dalam Depdiknas (2008:1451) kata “terimakasih” adalah n rasa
syukur. Jadi, penulisan yang benar adalah “terimakasih”.
3.
Kesalahan
Pelafalan karena Penambahan Fonem
3.1
Penambahan
Fonem Vokal
a)
Penambahan
fonem / a /
Pada
kemasan mi yang terdapat pada gambar di samping tertera tulisan “Sedaap”.
Penulisan sedaap ini termasuk pada kategori penambahan fonem vokal /a/.
Seharusnya bentuk baku dari penulisan tersebut adalah “Sedap”. Dalam Depdiknas
(2008:1237) kata sedap adalah a 1 Enak (nyaman, senang) tentang perasaan
pada umumnya; 2 Harum; 3 Lezat.
b)
Penambahan
fonem / i /
Pada kemasan makanan ringan yang terdapat pada gambar di samping
tertera tulisan “Siip”. Penulisan siip ini termasuk pada kategori penambahan
fonem vokal /i/. Seharusnya bentuk baku dari penulisan tersebut adalah “Sip”.
Dalam Depdiknas (2008:1316) kata sip adalah a cak 1 bebas atau
terlindung dari bahaya; aman; 2 bebas dari kemungkinan menderita kerugian,
kehilangan, kerusakan, dsb; terjamin; 3 bebas dari ketidakpastian; mantep,
elok, baik, sempurna.
c)
Penambahan
fonem vokal /u/ dan penghilangan fonem
vokal /e/
Pada
kemasan mi instan yang terdapat pada gambar di samping tertera tulisan
“kriuuk”. Penulisan kriuuk ini termasuk pada kategori penambahan fonem vokal
/u/ dan penghilangan fonem vokal /e/. Seharusnya bentuk baku dari penulisan
tersebut adalah “keriuk”. Dalam Depdiknas (2008:681) keriuk adalah n tiruan
bunyi ayam jantan berkokok.
Pada
kemasan makanan ringan yang terdapat pada gambar di samping tertera tulisan
“Saluut”. Penulisan saluut ini termasuk pada kategori penambahan fonem vokal
/u/. Seharusnya bentuk baku dari penulisan tersebut adalah “Salut”. Dalam
Depdiknas (2008:1211) kata 1salut adalah n 1 sampul; sarung;
pembungkus; selongsong; 2 wadah pelindung. 2salut adalah n
hormat; penghormatan.
d)
Penambahan
fonem / o /
Pada kemasan permen yang terdapat pada gambar
di samping tertera tulisan “Bom”. Penulisan bom ini termasuk pada kategori
penambahan fonem vokal /o/. Seharusnya bentuk baku dari penulisan tersebut
adalah “Bom”. Dalam Depdiknas (2008:205) kata 1bom adalah n senjata
yang berbentu seperti peluru besar yang berisi bahan peledak untuk menimbulkan
kerusakan besar. 2bom adalah n 1 kayu penarik pedati (dokar dsb); 2 kayu palang
(perintang pelabuhan); 3 pelabuhan; pabean. 3bom adalah Bk n tombak
yang dipakai untuk mas kawin.
Pada
kemasan makanan ringan yang terdapat pada gambar di samping tertera tulisan
“oops”. Penulisan oops ini termasuk pada kategori penambahan fonem vokal /o/.
Seharusnya bentuk baku dari penulisan tersebut adalah “ops”. Dalam Depdiknas
tidak tertera pengertian ops di dalamnya.
3.2
Penambahan
Fonem Konsonan
a)
Penambahan fonem /c/
Pada
gambar bungkus permen di samping, tertera tulisan “Lucu Dech”. Kata “lucu”,
dalam kaidah bahasa Indonesia sudah benar, tetapi pada penulisan “dech” tidak
benar. Dalam Depdiknas (2008:844) kata “lucu“ adalah a menggelikan hati;
menimbulkan tertawa; jenaka, sedangkan kata “dech” tidak sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia, seharusnya dituliskan dengan tulisan “deh”. Dalam Depdiknas
(2008:304) kata deh adalah p kata yang digunakan untuk mengukuhkan
kata-kata atau maksud kawan bicara. Jadi, penulisan yang benar adalah “Lucu
Deh”.
a)
Penambahan
fonem / l /
Pada
kemasan agar-agar yang terdapat pada gambar di samping tertera tulisan “Nutrijell”.
Penulisan nutrijell ini termasuk pada kategori penambahan fonem konsonan /l/.
Seharusnya bentuk baku dari penulisan tersebut adalah “Nutrijel”. Dalam
Depdiknas tidak terdapat pengertian dari nutrijel.
b)
Penambahan
fonem /h/
Pada
kemasan makanan yang terdapat pada gambar di samping tertera tulisan “Ahh”.
Penulisan Ahh ini termasuk pada kategori penambahan fonem konsonan /h/.
Seharusnya bentuk baku dari penulisan tersebut adalah “Ah”. Dalam Depdiknas
(2008:18) kata Ah adalah p kata seru yang menyatakan perasaan kecewa, menyesal, keheranan,
tidak setuju.
DAFTAR
PUSTAKA
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
ANALISIS
KESALAHAN BERBAHASA TATARAN MORFOLOGI PADA MAJALAH GAUL EDISI 35
TUGAS
2
Pada
Majalah Gaul edisi 35, ini masih terdapat kesalahan dalam segi bahasa tulis,
dimana kesahan tersebut akan dijelaskan dibawah ini:
Pada Majalah Gaul edisi 35
halaman dua, terdapat kesalahan pada penyingkatan Morf men-, me-, meng.
Kesalahan pertama pada kata “ngikutin”, kata tersebut merupakan penyingkatan
morf meng-, jadi bentuk baku yang benar adalah “mengikuti”, dalam Depdiknas
(2008:523) kata mengikuti adalah v 1 menurutkan (sesuatu yang berjalan
di depan , yang telah ada); mengiringi; menyertai, 2 turut belajar atau
mendengarkan, 3 memperhatikan.
Kesalahan kedua
terletak pada kata “ngerasa”, kata tersebut merupakan penyingkatan morf me-,
jadi bentuk baku yang benar adalah “merasa”. Dalam Depdiknas (2008:1145),
kata merasa adalah v 1 mengalami rangsangan yang mengenai (menyenyuh)
indra (seperti yang dialami lidah, kulit, dan badan); 2 mengalami rasa dalam
hati.
Kesalahan ketiga
terdapat pada kata “nentuin”, kata tersebut merupakan penyingkatan morf me-.
Bentuk baku yang benar adalah “menentukan”. Keempat, terdapat pula
kesalahan penulisan “ngejalanin”, kata tersebut termasuk pada penyingkatan morf
men-. bentuk baku yang benar adalah “menjalani”.
Pada halaman dua juga terdapat kesalahan pada bentuk dasar yang
tidak tepat, terdapat pada kata “emang”. Bentuk baku yang benar dalam kata
tersebut adalah “memang”. Selain itu, ada pula kata “banget” dalam bentuk baku,
kata banget diubah menjdi “sekali”. Pada kata “udah” juga salah, penulisan
bentuk baku yang benar adalah “sudah”. Selain kata “sudah”, pada halaman 2 juga
terdapat kesalahan pada bentuk dasar, yaitu pada kata “bareng”. Bentuk baku
yang benar adalah “bersama”.
Halaman tiga terdapat
kesalahan pada kata ngasih, bakal, kalo, ngajak, deket, banget, ngungkapin,
dan gak. Kata tersebut mengacu pada kesalahan berbahasa tataran
morfologi dalam penyingkatan morf dan kesalahan pada bentuk dasar yang tidak
tepat. Kata ngasih dalam bentuk baku seharusnya mengasih dan ini
merupakan penyingkatan morf me-. Dalam Depdiknas (2008:631), mengasih
adalah v member. Kata bakal dalam bentuk baku seharusnya menjadi akan.
Kesalahan ini merupakan bentuk dasar yang tidak tepat.
Kata kalo, deket, banget, dan gak termasuk dalam
kategori kesalahan pada bentuk dasar yang tidak tepat. Bentuk baku dari kata
tersebut adalah kalau, dekat, sekali, dan tidak. Dalam depdiknas
(2008:607), kalau adalah p 1 kata penghubung untuk menandai syarat, 2 seandainya,
3 bagi; adapun. Depdiknas (2008:305), dekat adalah a 1 pendek, tidak
jauh; 2 hampir; 3 berhampiran; 4 akrab; 5 menjelang. Depdiknas (2008:1242),
sekali adalah adv satu kali. Depdiknas (2008:1460), tidak adalah adv partikel
untuk menyatakan pengingkaran, penolakan, penyangkalan.
Pada
halaman sebelas terdapat kesalahan pada bentuk dasar yang tidak tepat di
penulisan kata temen, udah, ditutupin, diminumin, dan belom. Bentuk baku
dari kata tersebut adalah teman, sudah, ditutupkan, diminumkan, dan belum.
Dalam Depdiknas (2008:1429) teman adalah n 1 kawan; sahabat 2 orang
yang bersama-sama bekerja. Depdiknas (2008:1346) sudah adalah adv 1
telah jadi; telah sedia; selesai, 2 habis; berakhir, 3 telah lalu, 4 cuplikan
sekian saja. Depdiknas (2008:1510) tutup adalah n benda yang menjadi
alat untuk membatasi suatu tempat sehingga tidak terlihat isinya, tidak dapat
dilewati, terjaga keamanannya. Depdiknas (2008:917) diminumkan adalah v diberikan
minuman sesuatu. Depdiknas (2008:166) belum adalah adv masih dalam
keadaan tidak.
Pada gambar di atas terdapat kesalahan pada bentuk dasar yang tidak
tepat di penulisan kata bete dan dateng. Kesalahan tersebut
termasuk dalam kategori bentuk dasar yang tidak tepat. Bentuk baku yg benar
adalah kesal dan datang. Dalam depdiknas (2008:686) kesal adalah a
1 mendongol; sebal, 2 kecewa, 3 tidak suka lagi; jemu. Depdiknas (2008:297)
datang adalah v tiba di tempat yang dituju.
Terdapat pula kesalahan pada penyingkatan morf me-, pada
kata lakuin, ngurangin, ngebedain. Bentuk baku yang benar adalah melakukan,
mengurangi dan membedakan.
Pada halaman 10 di atas terdapat kesalahan pada bentuk dasar yang
tidak tepat, di penulisan kata seneng, coz, temen-temen, kalo, disiapin,
sampe, pingin, dan gitu. Bentuk baku yang benar adalah senang,
soalnya, teman-teman, kalau, disiapkan, sampai, ingin, dan begitu.
Depdiknas (2008:1267) senang adalah a 1 puas dan lega, tanpa rasa susah
dan kecewa; 2 betah; 3 berbahagia; 4 suka; 5 sayang; 6 dalam keadaan baik; 7
mudah. Depdiknas (2008:607) kalau adalah p 1 kata penghubung untuk
menandai syarat; 2 seandainya; 3 bagi. Depdiknas (2008:1216) sampai adalah v
1 mencapai; datang; tiba, 2 terbatas; 3 terlaksana; 4 cukup; 5 lebih dari;
6 hingga; 7 mencapai tujuan. Depdiknas (2008:536) ingin adalah adv hendak; mau; berhasrat. Depdiknas (2008:156)
begitu adalah pron 1 seperti itu; demikian itu.
ANALISIS
KESALAHAN BERBAHASA TATARAN SINTAKSIS PADA KORAN RIAU POS MINGGU, 20 JULI 2014
TUGAS
3
Pada
koran Riau Pos ini masih terdapat kesalahan dalam segi bahasa tulis, dimana
kesahan tersebut akan dijelaskan dibawah ini:
1.
Adanya
Pengaruh Bahasa Daerah
Pada koran Riau Pos halaman 15, tanggal 20 Juli 2014 terdapat
kesalahan berbahasa dari segi penulisan karena pengaruh bahasa daerah, yaitu
pada kata “kesemrawutan”. Kata kesemrawutan merupakan suatu dialek bahasa Jawa.
Dalam Depdiknas (2008:1265) kesemrawutan adalah keadaan semrawut, kacau balau
(tidak teratur).
Bentuk
tidak baku
a)
Dengan
kondisi jalan yang tidak baik, maka akan mengakibatkan kesemrawutan lalu
lintas bagi pengguna jalan.
Bentuk
baku
a)
Dengan
kondisi jalan yang tidak baik, maka akan mengakibatkan ketidak teraturan
lalu lintas bagi pengguna jalan.
2.
Penggunaan
Istilah Asing
Pada halaman 15, terdapat kesalahan
berbahasa dari segi penulisan karena penggunaan istilah asing, dimana tertera
kesalahan penulisan pada kata stand
by yang merupakan bahasa Inggris, memiliki arti siap.
Bentuk
tidak baku
a)
Kemudian
jika ada insiden, alat berat sudah kita stand by kan.
Bentuk
baku
a)
Kemudian
jika ada insiden, alat berat sudah kita siap kan.
3.
Penjamakan
yang Ganda
Pada halaman 1, terdapat kesalahan
berbahasa dari segi penulisan karena penjamakan yang ganda, sehingga
terjadi bentuk yang kacau. Kesalahan ini terdapat pada penulisan “janji-janji
masing-masing”.
Bentuk
tidak baku
a)
Dalam
keadaan begitu pula, janji-janji masing-masing calon presiden, didengar
dan disimak kembali.
Bentuk
baku
a)
Dalam
keadaan begitu pula, janji masing-masing calon presiden, didengar dan
disimak kembali.
4.
Penggunaan
Unsur yang Berlebihan atau Mubazir
Pada
halaman 13, terdapat kesalahan berbahasa dari segi penulisan karena penggunaan
unsur yang berlebihan atau mubazir,
kata-kata tersebut mengandung makna yang sama digunakan sekaligus dalam
sebuah kalimat. Kesalahan penulisannya terdapat pada kata “tercabik dan
terkoyak”. Dalam Depdiknas (2008:231) tercabik mempunyai arti terkoyak,
tersobek, terobek. Sedangkan terkoyak dalam Depdiknas (2008:739)
memiliki arti cabik, robek, sobek.
Bentuk
tidak baku
a)
Semua
yang mulai tercabik dan terkoyak dari anak bangsa ini, bisa tersulam
indah dalam silatrahmi Idul Fitri
Bentuk
baku
a1) Semua yang mulai tercabik dari anak
bangsa ini, bisa tersulam indah dalam silatrahmi Idul Fitri.
a2) Semua yang mulai terkoyak dari anak
bangsa ini, bisa tersulam indah dalam silatrahmi Idul Fitri.
5.
Susunan
Kata yang Tidak Tepat
Pada
halaman 5, terdapat kesalahan berbahasa dari segi penulisan karena susunan kata
yang tidak tepat. Salah satu kesalahan dalam susunan kata yaitu pengaruh bahasa
asing. Pada koran Riau Pos ini terdapat kesalahan pada penulisan “dapat
segera”.
Bentuk
tidak baku
a)
Beliau
mendesak aparat kepolisian segera dapat menangkap dan mengadili pelaku.
Bentuk baku
a)
Beliau
mendesak aparat kepolisian dapat segera menangkap dan mengadili pelaku.
6.
Penjamakan
yang Ganda
Pada
halaman 1, terdapat kesalahan berbahasa dari segi penulisan karena penjamakan
yang ganda, sehingga terjadi bentuk yang kacau.
Bentuk
tidak baku
a) Putri
merupakan satu-satunya perwakilan Riau yang berhasil masuk dalam babak
lima besar. (halaman 1, paragraf 2)
bentuk baku
a)
Putri
merupakan perwakilan Riau yang berhasil masuk dalam babak lima besar.
7.
Penggunaan
Unsur yang Berlebihan atau Mubazir
Pada halaman 1,
terdapat kesalahan berbahasa dari segi penulisan karena penggunaan unsur yang
berlebihan atau mubazir, kata-kata
tersebut mengandung makna yang sama digunakan sekaligus dalam sebuah kalimat.
Terdapat kesalahan pada penulisan “dampak pada adanya”.
Bentuk
tidak baku
a) Idealnya dalam prespektif ekonomi, ramadan memberi dampak
pada adanya pemerataan pendapatan.
Bentuk baku
a)
Idealnya dalam prespektif ekonomi, ramadan memberi dampak pada pemerataan
pendapatan.
8.
Penggunaan
Unsur yang Berlebihan atau Mubazir
Pada
halaman 3 paragraf kedua, terdapat kesalahan berbahasa dari segi penulisan
karena penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir, kata-kata tersebut mengandung makna yang sama
digunakan sekaligus dalam sebuah kalimat. Terdapat kesalahan pada penulisan
“sebab musababnya”.
Bentuk
tidak baku
a) Dia menjelaskan, kebocoran itu pasti ada sebab musababnya,
namun pihaknya enggan menyimpulkan lebih jauh.
Bentuk
baku
a) Dia menjelaskan, kebocoran itu pasti ada sebabnya, namun
pihaknya enggan menyimpulkan lebih jauh.
9.
Penggunaan
Unsur yang Berlebihan atau Mubazir
Pada halaman 1 paragraf keempat, terdapat kesalahan berbahasa dari segi
penulisan karena penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir, kata-kata tersebut mengandung makna yang sama
digunakan sekaligus dalam sebuah kalimat. Terdapat kesalahan pada penulisan
“dengan fasihnya dan dengan”.
Bentuk tidak baku
a)
Putri
dengan fasihnya dan dengan merdunya melantunkan lagu yang
mempunyai lirik Every night in my dreams, I see you, I feel you That is how
I know you go on. (halaman 1, paragraf 4)
Bentuk
baku
a)
Putri
dengan fasihnya dan merdunya melantunkan lagu yang mempunyai lirik Every
night in my dreams, I see you, I feel you That is how I know you go on.
10.
Penggunaan
Unsur yang Berlebihan atau Mubazir
Pada halaman 2
paragraf ketiga, terdapat kesalahan berbahasa dari segi penulisan karena
penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir,
kata-kata tersebut mengandung makna yang sama digunakan sekaligus dalam
sebuah kalimat. Terdapat kesalahan pada penulisan “kejadian peristiwa”
Bentuk
tidak baku
a) Karena takut, Fauzi Cs akhirnya mengabarkan kejadian
peristiwa itu kepada keluarganya di Aliantan lewat ponsel.
Bentuk
baku
a1) Karena
takut, Fauzi Cs akhirnya mengabarkan kejadian itu kepada keluarganya di
Aliantan lewat ponsel.
a2) Karena
takut, Fauzi Cs akhirnya mengabarkan peristiwa itu kepada keluarganya di
Aliantan lewat ponsel.
11.
Penggunaan
Unsur yang Berlebihan atau Mubazir
Pada
halaman 2 paragraf kelima, judul koran “2 Desa Bentrok Massal di Rohul”
terdapat kesalahan berbahasa dari segi penulisan karena penggunaan unsur yang
berlebihan atau mubazir, kata-kata
tersebut mengandung makna yang sama digunakan sekaligus dalam sebuah kalimat.
Terdapat kesalahan pada penulisan “sekitar”,
Bentuk
tidak baku
a) Sekitar pukul 21.30 Wib sekitar 400 massa datang
dari Aliantan.
Bentuk
baku
a) Sekitar
pukul 21.30 Wib, 400 massa datang dari Aliantan.
12. Penjamakan yang Ganda
Pada
halaman 17, terdapat kesalahan berbahasa dari segi penulisan karena penjamakan
yang ganda, sehingga terjadi bentuk yang kacau.
Bentuk
tidak baku
a) Disamping model-model hijab yang bermacam-macam
telah ‘membius’ remaja untuk memakainya.
Bentuk baku
a) Di samping model hijab yang bermacam-macam telah
‘membius’ remaja untuk memakainya.
13. Penjamakan yang Ganda
Pada
halaman 17, terdapat kesalahan berbahasa dari segi penulisan karena penjamakan
yang ganda, sehingga terjadi bentuk yang kacau. Terdapat kesalahan pada
penulisan “banyak lomba-lomba”.
Bentuk
tidak baku
a) Banyak
lomba-lomba mencari bakat modeling yang mengenakan busana muslim digelar.
Bentuk baku
a)
Banyak lomba mencari bakat modeling yang mengenakan busana muslim digelar.
14. Penggunaan Istilah Asing
Pada halaman 19, terdapat kesalahan
berbahasa dari segi penulisan karena penggunaan istilah asing, dimana terdapat
kesalahan penulisan pada kata skill yang
merupakan bahasa Inggris, memiliki arti keterampilan.
Bentuk
tidak baku
a) Parahnya, pendatang tersebut tidak didominasi mereka yang
memiliki skill melainkan mereka yang dengan modal nekat untuk datang.
Bentuk baku
a)
Parahnya,
pendatang tersebut tidak didominasi mereka yang memiliki keterampilan melainkan
mereka yang dengan modal nekat untuk datang.
15.
Adanya
Pengaruh Bahasa Daerah
Pada halaman 19, terdapat kesalahan berbahasa dari segi penulisan
karena pengaruh bahasa daerah, yaitu
pada kata “basamo”. Kata basamo merupakan suatu dialek bahasa Minang. Dalam
bahasa Indonesia, basamo memiliki arti “bersama”.
Bentuk
tidak baku
a) Untuk mudik basamo, dikatakan Dir Binmas Kombes Pol Drs
Sugiyono SH MH, pihak kepolisian sudah mengkoordinasikannya dengan dinas
perhubungan, pemerintah daerah.
Bentuk
baku
a) Untuk mudik basamo, dikatakan Dir Binmas Kombes Pol Drs
Sugiyono SH MH, pihak kepolisian sudah mengkoordinasikannya dengan dinas
perhubungan, pemerintah daerah.
16.
Penggunaan
Unsur yang Berlebihan atau Mubazir
Pada halaman 19, terdapat kesalahan
berbahasa dari segi penulisan karena penggunaan unsur yang berlebihan atau
mubazir, kata-kata tersebut mengandung
makna yang sama digunakan sekaligus dalam sebuah kalimat. Terdapat kesalahan
pada penulisan “dengan penerbangan dengan pesawat”.
Bentuk
tidak baku
a) Raisa menjadi salah satu selebriti yang resah dengan
penerbangan dengan pesawat.
Bentuk baku
a)
Raisa menjadi salah satu selebriti yang resah dengan penerbangan
pesawat.
17. Penggunaan Istilah Asing
Pada halaman 22 paragraf pertama,
terdapat kesalahan berbahasa dari segi penulisan karena penggunaan istilah
asing, dimana terdapat kesalahan penulisan pada kata junk food yang merupakan penggunaan
bahasa Inggris, memiliki arti masakan siap saji.
Bentuk
tidak baku
a)
Selain
dapat meningkatkan nafsu makan terutama junk food, ada sejumlah masalah
kesehatan yang berkaitan dengan kurang tidur.
Bentuk baku
a)
Selain
dapat meningkatkan nafsu makan terutama masakan siap saji, ada sejumlah
masalah kesehatan yang berkaitan dengan kurang tidur.
18. Penggunaan Istilah Asing
Pada halaman 22, terdapat kesalahan
berbahasa dari segi penulisan karena penggunaan istilah asing, dimana terdapat
kesalahan penulisan pada kata tart yang
merupakan penggunaan bahasa Inggris, memiliki arti kue.
Bentuk tidak baku
a)
Bahwa
minum jus ceri yang bisa digunakan untuk tart dapat menghasilkan durasi
dan kualitas tidur pada orang dewasa yang menderita insomnia kronis.
Bentuk baku
a) Bahwa minum jus ceri yang
bisa digunakan untuk kue dapat menghasilkan durasi dan kualitas tidur
pada orang dewasa yang menderita insomnia kronis.
19. Kalimat yang Tidak Logis
Pada halaman 22, terdapat kesalahan
berbahasa dari segi penulisan karena kalimat yang tidak logis, dimana terdapat
kesalahan penulisan pada kata “dilawan”. Kata dilawan seharusnya diubah menjadi
“diganti”.
Bentuk tidak baku
a) Oleh karena itu, apabila anda penyuka minuman diuretic seperti
bird an kopi, hendaknya dilawan dengan makanan dengan kandungan kalium
tinggi seperti ubi jalar.
Bentuk baku
a) Oleh karena itu, apabila anda penyuka minuman diuretic seperti
bird an kopi, hendaknya diganti dengan makanan kandungan kalium tinggi seperti ubi jalar.
20. Kalimat yang Tidak Logis
Pada halaman 37, terdapat kesalahan
berbahasa dari segi penulisan karena kalimat yang tidak logis, dimana terdapat
kesalahan penulisan pada kata “dilayangkan”. Kata dilayangkan seharusnya diubah
menjadi “diberikan”.
Bentuk tidak baku
a)
Contoh,
pada 2009, titik api di gambut Sumsel 1.961, banyak protes dilayangkan
kepada pemerintah maupun perusahaan.
Bentuk baku
a) Contoh, pada 2009, titik api di gambut Sumsel 1.961, banyak
protes diberikan kepada pemerintah maupun perusahaan.
21.
Penggunaan
Unsur yang Berlebihan atau Mubazir
Pada halaman 42, paragraf pertama
terdapat kesalahan berbahasa dari segi penulisan karena penggunaan unsur yang
berlebihan atau mubazir, kata-kata
tersebut mengandung makna yang sama digunakan sekaligus dalam sebuah kalimat.
Terdapat kesalahan pada penulisan “berbagai program”
Bentuk
tidak baku
a)
Berbagai
program dalam
mewujudkan komitmen tersebut berbagai program kegiatan baik itu
dilingkungan dalam dan di luar kawasan kampus.
Bentuk baku
a)
Berbagai
program dalam
mewujudkan komitmen kegiatan tersebut baik itu dilingkungan dalam dan di luar
kawasan kampus.
DAFTAR PUSTAKA
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Analsisis Kesalahan
Berbahasa Tataran Semantik
Blogger Mahasiswa Satu
Kelas
TUGAS 4
A.
Kesalahan
Berbahasa pada Penggunaan Kata Separo
Pada blogger
Seh Panglipur, terdapat kesalahan pada kata separo. Kata separo
ini terdapat dalam kalimat dibawah ini
1.
Aku
mendapat kabar dari sahabatku bahwa dia kini dekat dengan seorang perumpuan.
Tapi separo dari kebahagiaan itu aku merasa sakit yang teramat dalam.
Kata
tersebut merupakan kesalahan dalam penggunaan kata separo dan setengah.
Seharusnya dalam kalimat tersebut lebih tepat menggunakan kata setengah
daripada separo. Depdiknas (2008:1439), kata setengah adalah num 1
seperdua; separuh, 2 sebagian. 3 belum sempurna, 4 agak gila; kurang waras
(pikiran, otak, akal). Kata separo merupakan numeralia yang menyatakan
“seperdua”. Jadi, bentuk baku dari kata yang terdapat pada blogger She
Panglipur adalah setengah.
DAFTAR PUSTAKA
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
TUGAS 5
Analsisis Kesalahan
Berbahasa Tataran Wacana Wibe Site
Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI)
Pada Wibe Site Universitas Muhammadiah Riau, terdapat kesalahan
pada tataran wacana, di mana kalimat tersebut termasuk pada kesalahan dalam
konjungsi, yaitu pada kalimat:
a) Selain menggandeng Universitas Muhammadiyah Riau, Jasa
Raharja juga menggandeng mitra kerjanya seperti Dirlantas Polda Riau yang
diwakili AKBP Elvanis, Dinas Perhubungan Provinsi Riau KAUPPK Ir. Ajie
Patagama, Ketua Organda Riau HM Nasir SH, dan Akademisi dan
Pengamat Transportasi Aidil Haris S.Sos M.Si.
Kata yang bercetak miring akan lebih tepat jika konjungsi-konjungsi
tersebut dapat diganti menjadi kalimat yang tepat, kata dan pertama
sebaiknya diganti dengan kata serta. Berikut wacana dalam bentuk bakunya:
a) Selain
menggandeng Universitas Muhammadiyah Riau, Jasa Raharja juga menggandeng mitra
kerjanya seperti Dirlantas Polda Riau yang diwakili AKBP Elvanis, Dinas
Perhubungan Provinsi Riau KAUPPK Ir. Ajie Patagama, Ketua Organda Riau HM Nasir
SH, serta Akademisi dan Pengamat Transportasi Aidil Haris S.Sos
M.Si.
Kesalahan kedua terdapat pula pada blogger UMRI, yaitu kesalahan berbahasa
tataran wacana. Perhatikan wacana dibawah ini:
a)
Selain itu, sebelum pelaksanaan wisuda, mereka terlebih dahulu telah
dibekali dengan kegiatan pembekalan jiwa kewirausahaan selama dua hari. Agar mental menciptakan lapangan kerja, bukan menjadi
PNS. Serta kegiatan Baitul Arkom yaitu, pemberian nilai-nilai
kemuhammadiyahan dan penyiapan kader-kader Muhammadiyah.
Kalimat atau wacana tersebut merupakan kalimat yang kurang efektif. Ketidak efektifan wacana tersebut terletak pada
kata dan. Seharusnya kata dan
tersebut di gnti dengan kata dalam. Dengan demikian perbaikan dari wacana di atas
adalah :
a.
Selain itu, sebelum pelaksanaan wisuda, mereka terlebih dahulu telah
dibekali dengan kegiatan pembekalan jiwa kewirausahaan selama dua hari. Agar
mental menciptakan lapangan kerja, bukan menjadi PNS. Serta kegiatan
Baitul Arkom yaitu, pemberian nilai-nilai kemuhammadiyahan dalam penyiapan kader-kader Muhammadiyah.
DAFTAR PUSTAKA
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Analsisis Kesalahan Berbahasa Tataran Ejaan Yang Disempurnakan pada Latar
Belakang Skripsi Mahasiswa Sendratasik Universitas Islam Riau
TUGAS
6
Terdapat kesalahan penulisan pada
tataran ejaan yang disempurnakan pada isi latar belakang skripsi mahasiswa
sendratasik Universitas Islam Riau yang bernama Sri Rahayu, npm : 086711332,
dengan judul Pembinaan Seni Tari Kreasi Hujan Rintik-Rintik pada Anak Usia Dini
di TK An-Namiroh 6 Kota Pekanbaru
Provinsi Riau, berikut akan dijelaskan:
1.
Kesalahan
Penulisan Huruf Kapital dan Penggunaan Tanda Petik
Pada
paragraf di atas terdapat kesalahan pada kalimat pertama, yaitu kesalahan
penulisan huruf kapital dan penggunaan tanda petik. Penulisan yang benar
seharusnya Edi Sedyawati mengatakan bahwa “Pembinaan merupakan usaha-usaha yang
meliputi: pemeliharaan, pengelolaan, penyelamatan, dimana termasuk pula
usaha-usaha pemberian bimbingan, pengarahan, penelitian, penggalian,
pencatatan, dan peningkatan mutu. Semua itu saling berkaitan satu dengan yang
lainnya, juga dapat merupakan serangkaian usaha yang dilaksanakan kontinyu”. Jadi,
setelah tanda petikan pembuka harus menggunakan huruf kapital, yaitu pada kata
“Pembinaan”, setelah itu diberi tanda petikan penutup setelah kata kontinyu
(kontinyu”).
2.
Kesalahan
Penulisan Preposisi di-
Terdapat dua kesalahan pada paragraf di atas, yaitu kesalahan
penulisan preposisi di-. Kata depan di ditulis terpisah dengan
kata yang mengikutinya, kecuali di dalamnya gabungan kata yang sudah lazim
dianggap sebagai satu kata. Kata tersebut di tulis terpisah karena kata
tersebut menunjukkan kata tempat. Jadi penulisan yang benar adalah di
sekolah dan di luar.
3.
Kesalahan
Penulisan Tanda Hubung (-)
Pada paragraf di
atas, terdapat kesalahan penulisan tanda hubung (-), karena tanda hubung
digunakan untuk menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian
baris, dan tanda hubung juga dapat digunakan untuk menunjukkan angka,
contohnya: tahun 1990-an, 1-10. Jadi penulisan yang salah pada paragraf di atas
seharusnya menggunakan tanda titik dua (:), karena penulisan pada paragraf
tersebut termasuk pada kutipan yang terdiri dari tahun buku dan halaman buku.
Jadi penulisan yang benar adalah (2005:73).
4.
Kesalahan
Kata di dan Penulisan Nama Orang
Pada kalimat di atas terdapat kesalahan yang merupakan penggunaan
kata di dan penulisan nama orang, seharusnya penulisan kata di tidak perlu digunakan dua kali, jadi penulisan
yang benarnya adalah diambil. Terdapat pula kesalahan pada penlisan nama
orang, seharusnya penggunaan nama orang tersebut menggunakan huruf kapital.
Jadi, penulisan yang benar adalah Tasya.
5.
Kesalahan
Penulisan Huruf Kapital dan Penggunaan
Tanda Penyingkat (Apostrof)
Penulisan pada paragraf di atas masih terdapat kesalahan dari segi
penulisan huruf kapital, karena pada tulisan nama hari yang dituliskan di atas,
tidak menggunakan huruf kapital. Jadi,
penulisan yang benar adalah menggunakan huruf kapital pada penempatan nama
hari. Kesalahan kedua juga terdapat pada penggunaan tanda penyingkat atau
apostrof (‘), karena pada penulisan hari Jumat di atas menggunakan tanda
penyingkat tersebut. Dalam kaidah bahasa Indonesia, penggunaan tanda penyingkat
tersebut tidak dipakai untuk penulisan Jumat. Jadi, penulisan yang benar adalah
Jumat.
Pada paragraf berikutnya, terdapat pula kesalahan pada penulisan
kata “seni”, seharusnya penulisan kata seni menggunakan huruf kapital, sebab
pada kalimat “Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembinaan Seni Tari Kreasi di TK An
Namiroh 6 Pekanbaru” keseluruhannya hampir menggunakan huruf kapital, jadi kata
“Seni” wajib menggunakan huruf kapital, tetapi tidak pada penggunaan kata di,
sebab di tergolong pada preposisi. Semua yang termasuk dalam
preposisi tidak menggunakan huruf kapital. Jadi, penulisan yang benar adalah Langkah-Langkah
Pelaksanaan Pembinaan Seni Tari Kreasi di TK An Namiroh 6 Pekanbaru Provinsi
Riau.
6.
Kesalahan
Penulisan Preposisi dari
Pada paragraf di atas terdapat kesalahan penulisan preposisi dari,
karena pada awal kalimat tidak dibolehkan menggunakan preposisi. Jadi,
penulisan yang benar pada paragraf di atas adalah Penjelasan di atas
terlihat usaha yang dilakukan pihak sekolah dalam mengembangkan pembinaan seni
tari kreasi di TK An Namiroh 6.
7.
Kesalahan Penulisan Setelah Tanda Titik
Pada paragraph di
atas terdapat kesalahan pada kalimat ketiga. Seharusnya setelah menggunakan
tanda baca titik (.), wajib diberikan spasi untuk memulai kalimat yang baru,
dan setelah spasi, menggunakan huruf kapital. Jadi, penulisan yang benar adalah
(1994:72). Selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Depdiknas. 2003. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempirnakan. Jakarta: Intan Pariwara.
Analisis Kesalahan
Berbahasa pada Blogger Dosen
(Bapak Wahyudi El Panggabean)
TUGAS 7
Pada blogger Bapak
Wahyudi El Panggabean terdapat empat kesalahan penulisan dari berbagai macam
tataran, kesalahan pertama terdapat pada kata “itu”. Terletak pada kalimat:
a)
Dalam acara yang berlangsung akhir Oktober 2014 di
Hotel Pangeran Pekanbaru
itu, Kadir yang alumni Prodi Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Islam Riau (FKIP-UIR) itu mengungguli 52
peserta/utusan redaktur media massa yang terbit di Riau.
Kata itu termasuk dalam kesalahan berbahasa tataran
sintaksis dalam penggunaan unsur yang berlebihan, karena kata-kata yang
mengandung makna yang sama digunakan sekaligus dalam sebuah kalimat. Jadi,
bentuk baku penulisan yang benar yaitu:
a)
Dalam acara yang berlangsung akhir Oktober 2014 di
Hotel Pangeran Pekanbaru
itu, Kadir yang alumni Prodi Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Islam Riau (FKIP-UIR) mengungguli 52
peserta/utusan redaktur media massa yang terbit di Riau.
Kesalahan kedua
terdapat pada kata “panitya”, penulisan tersebut merupakan kesalahan berbahasa
tataran fonologi dalam perubahan fonem vokal /i/ menjadi fonem konsonan /y/.
Seharusnya bentuk baku pada penulisan tersebut adalah “panitia”. Dalam
Depdiknas (2008:1015) panitia adalah n kelompok orang yang ditunjuk atau
dipilih untuk mempertimbangkan atau mengurus hal-hal yang ditugaskan kepadanya;
komite.
Kesalahan ketiga
terdapat pada kata “sistim”, kata yang salah ini merupakan kesalahan berbahasa
tataran fonologi dalam perubahan fonem vokal /e/ menjadi fonem vokal /i/.
Bentuk baku yang benarnya adalah “sistem”. Dalam Depdiknas (2008:1320) system
adalah n 1 perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga
membentuk suatu totalitas; 2 susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas;
3 metode.
Kesalahan terakhir
terdapat pada kata “kursus kilat-red”, ini merupakan kesalahan berbahasa
tataran sintaksis pada penggunaan istilah asing, yaitu pada kata “red” yang
artinya “merah”. Kata red sebaiknya tidak digunakan dalam penulisan yang sudah
tergabung dengan bahasa Indonesia, karena pada awal kata red, telah tertulis
kata “kursus kilat”. Jadi, bentuk baku penulisan yang benar adalah “kursus
kilat-merah”.
DAFTAR PUSTAKA
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Analisis Kesalahan
Berbicara pada Pidato Pemimpin
(Presiden
Susilo Bambang Yudoyono)
TUGAS
8
1.
Kesalahan
Berbahasa Tataran Sintaksis dalam Penggunaan Unsur yang Berlebihan atau Mubazir
Pada pidato yang disampaikan oleh
Presiden SBY, terdapat kesalahan pada
pembukaan pidatonya, yaitu Presiden SBY menggunakan kesalahan berbahasa dalam
penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir. Berikut kesalahannya:
Bentuk tidak baku:
·
Yang
sama-sama kita cintai, bapak Baharuddin Yusuf Habibie dan juga yang sama-sama
kita cintai bapak M. Jusuf Kala.
Bentuk
baku:
·
Yang
sama-sama kita cintai, bapak Baharuddin Yusuf Habibie dan bapak M. Jusuf Kala.
2.
Kesalahan
Berbahasa Tataran Sintaksis dalam Penggunaan Unsur yang Berlebihan atau Mubazir
Kesalahan
berikutnya terletak pada penggunaan usur yang berlebihan pula. Dimana Presiden menyampaikan kata “para” digunakan berulang kali. Berikut
kesalahan dan pengucapan yang bakunya:
Bentuk tidak baku:
·
Yang
saya hormati, saudara ketua, para wakil ketua, dan para anggota DPRI.
Bentuk
baku
·
Yang
saya hormati saudara ketua, wakil ketua, dan anggota DPRI.
3.
Kesalahan
Berbahasa Tataran Sintaksis dalam Kalimat yang Tidak Logis
Pada penyampaian
pidatonya, Presiden SBY menggunakan kalimat yang tidak logis, yaitu pada kata
“memanjatkan”. Seharusnya menggunakan kata yang benar adalah “mengucapkan”.
Berikut bentuk kalimat yang bakunya:
Bentuk tidak
baku
·
Saya
mengajak hadirin sekalian untuk memanjatkan puji dan syukur
Bentuk
baku:
·
Saya
mengajak hadirin sekalian untuk mengucapkan puji dan syukur.
4.
Kesalahan
Berbahasa Tataran Sintaksis dalam Penggunaan Unsur yang Berlebihan atau Mubazir
Pada kalimat “Kehadirat Tuhan yang
Maha kuasa Allah Swt” merupakan kalimat yang menggunakan unsur yang berlebihan.
Karena kata yang digunakan sekaligus terdapat dalam kalimat tersebut. Berikut
kalimatnya:
Bentuk tidak baku:
·
Kehadirat
Tuhan yang Maha kuasa Allah Swt.
Bentuk baku:
·
Kehadirat
Allah Swt.
5.
Kesalahan
Berbahasa Tataran Sintaksis dalam Penggunaan Unsur yang Berlebihan atau Mubazir
Pada isi pidato, Presiden SBY
menggunakan unsur yang berlebihan, Karena kata yang digunakan, sekaligus
terdapat dalam kalimat tersebut dan memiliki makna yang sama. Berikut
kalimatnya:
Bentuk tidak baku:
·
Pada
kesempatan yang membahagiakan ini, saya ingin menyampaikan ucapan selamat Idul
Fitri 1 Syawal 1435 H.
Bentuk baku:
·
Pada
kesempatan yang membahagiakan ini, saya ingin menyampaikan selamat Idul Fitri 1
Syawal 1435 H.
6.
Kesalahan
Berbahasa Tataran Sintaksis dalam Penggunaan Unsur yang Berlebihan atau Mubazir
Pada kalimat
“Seluruh rakyat Indonesia, dari Sabang sampai Marauke” terdapat kesalahan pada
penyampaian Presiden SBY. Kesalahannya terletak pada penggunaan unsur yang
berlebihan. Kata pada kalimat tersebut mempunyai makna yang sama. Berikut
kalimatnya:
Bentuk tidak baku:
·
Seluruh
rakyat Indonesia, dari Sabang sampai Marauke.
Bentuk baku:
·
Seluruh
rakyat Indonesia
· Rakyat Indonesia, dari Sabang sampai Marauke.
7.
Kesalahan
Berbahasa Tataran Sintaksis dalam Kalimat yang Tidak Logis
Terdapat pula
kesalahan pada penggunaan usur yang berlebihan. Presiden SBY menggunakan
kalimat yang tidak logis, yaitu pada kata “pendek kata”. Seharusnya menggunakan
kata yang benar adalah “singkat kata”. Berikut kesalahan dan pengucapan yang
bakunya:
Bentuk
tidak baku:
·
Pendek
kata saudara-saudara, setelah tujuh dekade merdeka.
Bentuk baku:
·
Singkat
kata saudara-saudara, setelah dekade merdeka.
8.
Kesalahan
Berbahasa Tataran Sintaksis dalam Penggunaan Unsur yang Berlebihan atau Mubazir
Pada isi pidato
yang disampaikan Presiden SBY, terdapat kesalahan pada penggunaan unsur yang berlebihan.
Kalimat tersebut mempunyai makna yang sama, yaitu pengulangan kata ”semakin”.
Berikut kalimatnya:
Bentuk tidak baku:
·
Indonesia
di abad ke 21 terus tumbuh menjadi bangsa yang semakin merdeka, semakin
bersatu, semakin damai, semakin makmur, dan semakin demokratis.
Bentuk baku:
·
Indonesia
di abad ke 21 terus tumbuh menjadi bangsa yang semakin merdeka, bersatu, damai,
makmur, dan domokratis.
DAFTAR PUSTAKA
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Analisis Kesalahan
Berbahasa Pada Kain Rentang dan
Papan Nama
TUGAS 9
1. Kesalahan Berbahasa
Penerapan Kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dalam Penggunaan
Huruf Besar atau Huruf Kapital
Terdapat
kesalahan pada penulisan papan nama bank “mandiri syariah”, sebaiknya penulisan
awal kata menggunakan huruf kapital. Karena menunjukkan nama bank, sebaiknya
keseluruhan huruf awal menggunakan huruf kapital, dan alangkah baiknya
menggunakan kata “bank” di awal kata “mandiri”. Jadi bentuk penulisan yang benar
adalah “Bank Mandiri Syariah”.
2.
Kesalahan
Berbahasa Tataran Sintaksis pada Penggunaan Unsur yang Berlebihan atau Mubazir
Terdapat kesalahan pada papan nama,
yaitu penulisan nama bank. Karena BRI sudah singkatan dari “BANK RAKYAT
INDONESIA”. Jika kita menggunakan BANK
BRI berarti berarti kita mengulang kata yang sudah ada “BANK BANK RAKYAT
INDONESIA” jika kita mengulang kata BANK hingga dua kali berarti kita sudah
melakukan pemborosan kata. Jadi kita tinggal memilih dan menyesuaikan saja.
Jika ingin “BRI” saja boleh atau bisa juga “BANK RI”. Jadi, kesalahan ini
merupakan penggunaan unsur yang berlebihan, sebab kata-kata yang digunakan
sudah mengandung makna yang sama.
3.
Kesalahan
Berbahasa Tataran Fonologi dalam Kesalahan Pelafalan karena Penambahan fonem
Terdapat
dua kesalahan pada papan nama di atas, kesalahan pertama terletak pada kata
“Senen”. Kesalahan tersebut merupakan kesalahan berbahasa tataran fonologi
dalam kesalahan pelafalan karena penambahan fonem konsonan /i/ menjadi /e/.
Seharusnya huruf /e/ diganti menjadi /i/. Jadi, bentuk baku yang sebenarnya
adalah “Senin”. Dalam Depdiknas (2008:1273) kata Senin adalah n hari
ke-2 dari jangka waktu satu minggu.
Sedangkan
kesalahan kedua terletak pada kata “Jum’at”, kesalahan tersebut merupakan kesalahan berbahasa penerapan
kaidah ejaan bahasa Indonesia yang disepurnakan dalam kesalahan penulisan tanda
penyingkat (‘). Dalam kaidah bahasa Indonesia, sebaiknya benggunaan tanda
tersebut tidak digunakan. Jadi, bentuk bakunya adalah “Jumat”. Dalam Depdiknas
(2008:592) kata Jumat adalah n hari ke-6 dari jangka waktu satu minggu.
Pada papan nama di atas terdapat kesalahan penulisan berbahasa
dalam pelafalan karena penambahan fonem “al”. Seharusnya penulisan yang benar
adalah tidak menggunakan penambahan fonem “al”, sebab bentuk bakunya yaitu
“optik”. Dalam Depdiknas (2008:985), kata optik adalah 1 a berkenaan dengan penglihatan
(cahaya, lensa mata), 2 toko peralatan optik (kacamata).
4.
Kesalahan
Berbahasa Tataran Sintaksis dalam Susunan Kata yang Tidak Tepat
Pada
papan nama di atas terdapat kesalahan penulisan dari segi susunan kata yang
tidak tepat, kesalahan ini merupakan pengaruh dari bahasa asing yang
menggunakan hokum M-D. Bentuk penulisan menurut kaidah bahasa Indonesia yang
benar yaitu menggunakan hukum D-M. Jadi, penulisan yang benar adalah “swalayan
ion”.
Pada
penulisan nama hotel di atas, masih terdapat kesalahan karena susunan kata yang
tidak tepat. Penggunaan nama hotel tersebut masih menggunakan hukum M-D, dalam
kaidah bahasa Indonesia sebaiknya saat membuat tulisan harus menggunakan hukum
D-M. Jadi, penulisan yang benar adalah “HOTEL PARMA PANAM”.
Terdapat
dua kesalahan pada penulisan kain rentang di atas, kesalahan pertama terdapat
pada kesalahan berbahasa tataran sintaksis dalam susunan kata yang tidak tepat,
yaitu pada kata “Pangesti Salon”. Kesalahannya karena masih menggunakan hukum
M-D, dalam kaidah bahasa Indonesia seharusnya menggunakan hokum D-M. Jadi,
penulisan yang benar adalah “Salon Pangesti”.
Kesalahan
kedua terdapat pada kata Beauty & Treatment, ini merupakan kesalahan
berbahasa tataran sintaksis dalam penggunaan istilah asing. Seharusnya, sebagai
warga Indonesia yang cerdas, kata bahasa Inggris itu sebaiknya diganti dengan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar agar pembaca dapat lebih mudah
mengerti. Beauty memiliki arti cantik, sedangkan Treatment
artinya perawatan. Jadi, penulisan yang benar adalah “Cantik & Perawatan”.
5.
Kesalahan
Berbahasa Tataran Fonologi dalam Kesalahan Pelafalan karena Perubahan Fonem
Terdapat
kesalahan pada kain rentang dan papan nama yang ada pada gambar di atas.
Kesalahannya terletak pada kesalahan pelafalan karena perubahan fonem vokal /e/
menjadi /i/. Seharusnya, fonem vokal /i/ diganti dengan /e/. Bentuk penulisan
baku dalam bahasa Indonesia, sebaiknya menjadi “APOTEK”. Dalam Depdiknas (2008:82)
kata apotek adalah n took tempat meramu dan menjual obat berdasarkan
resep dokter serta memperdagangkan barang medis; rumah obat.
6.
Kesalahan
Berbahasa Penerapan Kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang Disepurnakan, Penggunaan
Istilah Asing, dan Penambahan Fonem Vokal
Tedapat tiga kesalahan pada kain rentang di atas, pertama terdapat
pada kata “DISINI”, kata tersebut merupakan kesalahan berbahasa penerapan
kaidah ejaan bahasa Indonesia yang disepurnakan dalam penulisan preposisi di.
Sebaiknya kata di dan sini diberikan spasi. Karena kata
tersebut merupakan menunjukkan tempat. Jadi, penulisan yang benar adalah
“DISINI”.
Kesalahan kedua terdapat pada kata “DISCOUNT”, penulisan ini
merupakan kesalahan penggunaan istilah asing. Sebaiknya menggunakan kaidah bahasa
Indonesia yang benar, yaitu dengan kata “DISKON”. Depdiknas (2008:333) diskon
adalah n potongan harga.
Kesalahan ketiga terdapat pada kata “gedeee”, penulisan tersebut
merupakan kesalahan berbahasa tataran fonologi dalam penambahan fonem vokal
/e/. jadi, bentuk bakunya adalah “gede”.
Dalam Depdiknas (2008:425) kata gede adalah a besar.
Pada kain rentang di atas terdapat kesalahan pada penulisan “DI
JUAL”, kata tersebut merupakan kesalahan penulisan preposisi di.
Sebaiknya pada kata tersebut tidak usah menggunakan spasi, karena dijual tidak
menunjukkan tempat. Preposisi di digunakan jika menujukkan tempat saja.
7.
Kesalahan
Pelafalan karena Perubahan Fonem (Tataran Fonologi) dan Kesalahan Berbahasa
Tataran Semantik.
Terdapat
dua kesalahan pada penulisan papan nama di atas, kesalahan pertama yaitu
perubahan fonem vokal /i/ menjadi /e/. Seharusnya, buntuk baku dari penulisan praktek
adalah praktik. Dalam Depdiknas (2008:1098) kata praktik adalah n
1 pelaksanaan secara nyata apa yang disebut dalam teori; 2 pelaksanaan
pekerjaan, 3 perbuatan menerapkan teori (keyakinan).
Kesalahan
kedua terdapat pada kata “jam”, kata tersebut merupakan kesalahan berbahasa
tataran semantik dalam penggunaan kata jam dan pukul. Pada papan nama tersebut
sebaiknya menggunakan kata pukul, karena dalam Depdiknas (2008:1113)
pukul adalah n saat yang menyatakan waktu, sedangkan kata jam dalam
Depdiknas (2008:561) adalah n 1 alat untuk mengukur waktu; 2 waktu yang
lamanya 1/24 hari.
8.
Kesalahan
Pelafalan karena Perubahan Fonem Vokal
Terdapat kesalahan pada papan nama di atas, yaitu pada kata “BIS”.
Kata tersebut merupakan kesalahan pelafalan karena perubahan fonem vokal /u/
menjadi /i/. Penggunaan penulisan yang benar sebaiknya huruf /i/ diubah menjadi
/u/. Jadi bentuk baku dari penulisan bis adalah bus. Depdiknas
(2008:228) bus adalah n kendaraan
bermotor angkutan umum yang besar, beroda empat atau lebih, dapat memuat
penmpang yang banyak.
9.
Kesalahan
dalam Penggunaan Istilah Asing dan Perubahan Fonem
Tedapat dua kesalahan pada kain rentang di atas, kesalahan pertama
pada penggunaan istilah asing, yaitu bahasa Inggris pada kata shoes. Sebaiknya
kata yang digunakan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, arti dari
shoes adalah sepatu.
Kesalahan kedua terletak pada kata “Sendal”, penulisan ini
merupakan kesalahan perubahan fonem vokal /a/ menjadi /e/. Jadi, bentuk baku
yang benar adalah “Sandal”. Dalam Depdiknas (2008:1218) kata sandal adalah n
alas kaki yang dibuat dari kulit, karet.
DAFTAR PUSTAKA
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Depdiknas. 2003. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempirnakan. Jakarta: Intan Pariwara.
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Analisis Kesalahan
Berbahasa pada Ceramah Agama Ustad Arifin Ilham
TUGAS 10
Terdapat kesalahan berbahasa pada
ceramah agama yang dibawakan oleh Ustad Arifin Ilham dengan judul ceramah
“Antara Taubat dan Sakratul Maut”. Berikut pembahasan kesalahan berbahasa yang
disampaikan Ustad Arifin:
1.
Kesalahan
Berbahasa Tataran Sintaksis dalam Penjamakan yang Ganda.
Kesalahan pertama terdapat pada penyampaiannya dalam mengucapkan
“Arifin senang sekali ditemani para guru-guru”. Kasalahan ini termasuk pada
tataran sintaksis dalam penjamakan yang ganda, sehingga terjadi bentuk yang
rancu atau kacau. Jadi, penyampaian yang benar pada kesalahan berbicara Ustad
Arifin adalah “Arifin senang sekali ditemani para guru”.
2.
Kesalahan
Berbahasa Tataran Fonologi dalam Perubahan Fonem Vokal
Terdapat kesalahan pada kata “Di gerbang situ, ada ketemu temen”. Kesalahan
dalam bidang fonologi pada kata “temen” yaitu terjadinya perubahan fonem vokal
yang dilafalkan menjadi fonem vokal. Jadi penulisan yang benar adalah “teman”.
Depdiknas (2008:1429) teman adalah n 1 kawan; sahabat, 2 orang yang
sama-sama bekerja, 3 yang menjadi pelengkap (pasangan) atau yang dipakai
(dimakan) bersama-sama.
3.
Kesalahan
Berbahasa Tataran Fonologi Perubahan Fonem Rangkap
Pada kalimat “Sampe bulan ketiga” terdapat kesalahan pada kata
“sampe”. Kata tersebut merupakan bentuk dasar yang tidak tepat. Kalau ditinjau
dari fonologi, kata sampe merupakan perubahan fonem rangkap “ai” yang
dilafalkan menjadi “e”. Seharusnya
pengucapan yang benar adalah “sampai”. Depdiknas (2008:1216), sampai adalah v
1 mencapai; datang; tiba, 2 terbatas, 3 terlaksana, 4 cukup, 5 lebih dari, 6
hingga, 7 mencapai tujuan. Pengucapan ini merupakan kesalahan dalam
bidang penggunaan bentuk dasar yang tidak tepat.
4.
Kesalahan
Berbahasa Tataran Sintaksis dalam Penggunaan Bahasa Asing
Kesalahan juga terdapat dalam ceramah agama yang disampaikan oleh
Ustad Arifin Ilham, dan termasuk pada kesalahan bahasa tataran sintaksis dengan
penggunaan istilah asing. Kesalahan ini tepatnya pada kalimat “Oh ya,
thankyou”. Kata “thankyou” merupakan penggunaan bahasa Inggris yang artinya “terimakasih”.
Jadi penyampaian yang benar adalah “Oh ya, terimakasih”.
5.
Kesalahan
Berbahasa Tataran Fonologi dalam Perubahan Fonem Vokal
Terdapat kesalahan pada kata “sangking keselnya” Kesalahan dalam
bidang fonologi pada kata “keselnya” yaitu terjadinya perubahan fonem vokal
yang dilafalkan menjadi fonem vokal. Jadi penulisan yang benar adalah
“kesalnya”. Depdiknas (2008:686), kesal adalah a 1 mendongkol; sebal, 2
kecewa, 3 tidak suka lagi.
6.
Kesalahan
Berbahasa Tataran Sintaksis dalam Penggunaan Bahasa Asing
Kesalahan
terdapat dalam ceramah agama yang disampaikan oleh Ustad Arifin Ilham, dan
termasuk pada kesalahan bahasa tataran sintaksis dengan penggunaan istilah
asing. Kesalahannya tepat pada kalimat “a God”. Kata “a God” merupakan
penggunaan bahasa Inggris yang artinya “Tuhan”. Jadi penyampaian yang benar
adalah “Tuhan”.
7.
Kesalahan
Berbahasa Tataran Fonologi dalam Perubahan Fonem Vokal
Terdapat kesalahan
pada kata “Alhamdulillah, mualaf kita yang masuk eslam” Kesalahan dalam bidang
fonologi pada kata “esalam” yaitu terjadinya perubahan fonem vokal yang
dilafalkan menjadi fonem vokal. Jadi penulisan yang benar adalah “islam”.
Depdiknas (2008:549), islam adalah n agama yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad Saw, berpedoman pada kitab suci Alquran yang diturunkan ke dunia
melalui wahyu Allah Swt.
8.
Kesalahan
Berbahasa Tataran Sintaksis dalam Penggunaan Unsur yang Berlebihan atau Mubazir
Pada ceramah Ustad Arifin
Ilham terdapat kesalahan dalam penyampaian “Arifin jadi sayang sama semuanya,
sayang sama bang Indra, sayang dengan ayah-ayah semua”, kesalahan ini tergolong
pada kesalahan berbahasa tataran sintaksis penggunaan unsur yang berlebihan,
karena dalam kalimat tersebut digunakan sekaligus dalam sebuah kalimat. Jadi,
penyampaian yang bakunya adalah “Arifin jadi
sayang sama semuanya”.
9.
Kesalahan Berbahasa Tataran Fonologi dalam
Perubahan Fonem Vokal
Terdapat kesalahan pada kata “Pak,
anterin dong” Kesalahannya terdapat pada kata “anterin” , kata tersebut
termasuk pada kesalahan berbahasa tataran fonologi dalam perubahan fonem vokal.
Jadi penulisan yang benar adalah “Pak, antarkan dong”.
10.
Kesalahan
Berbahasa Tataran Fonologi dalam Perubahan Fonem Vokal
Pada penyampaian isi
ceramah, terdapat kesalahan pada kalimat “Imamnya Maulana, enak bener”. Tedapat
kesalah pada kata “bener”, dalam penulisan bahasa Indonesia, kata “bener” tidak
digunakan. Jadi kata yang benar adalah “benar”. Kesalahan ini termasuk pada
tataran fonologi, yaitu perubahan fonem vokal /a/ menjadi /e/. Depdiknas
(2008:167) kata benar adalah a 1 sesuai sebagaimana adanya; betul; tidak
salah, 2 tidak berat sebelah; adil, 3 lurus, 4 dapat dipercaya; tidak bohong, 5
sah, 6 sangat; sekali; sungguh.
DAFTAR PUSTAKA
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar